Suasana pemakaman Wahyu Alldila (32), penumpang
Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang asal Pringsewu, di
Pringkumpul, Kelurahan Pringsewu Selatan, Rabu, 7 November 2018.
Jasad Wahyu juga telah dimakamkan di Pringkumpul, Kelurahan Pringsewu Selatan, Rabu, 7 November 2018.
Lalu bagaimana dengan nasib Xherdan Fachridzi (4), anak Wahyu?
Meskipun hingga kini belum memperoleh kabar, pihak keluarga yakin jasad bocah itu sudah ada di antara jenazah yang sudah ditemukan oleh Basarnas.
Yulius Agung (51), paman Putri Pratiwi (30), istri Wahyu, mengatakan, jenazah Xherdan kemungkinan sudah ada.
Cuma, mungkin belum diketahui DNA atau sidik jarinya.
"Insya Allah yakin karena potongan-potongan jenazah itu kan banyak sekali. Hanya, untuk mengidentifikasinya itu sangat sulit. Apalagi mereka sudah terendam beberapa hari," ujar Yulius saat ditemui di rumah duka.
Meskipun hingga kini belum memperoleh kabar, pihak keluarga yakin jasad bocah itu sudah ada di antara jenazah yang sudah ditemukan oleh Basarnas.
Yulius Agung (51), paman Putri Pratiwi (30), istri Wahyu, mengatakan, jenazah Xherdan kemungkinan sudah ada.
Cuma, mungkin belum diketahui DNA atau sidik jarinya.
"Insya Allah yakin karena potongan-potongan jenazah itu kan banyak sekali. Hanya, untuk mengidentifikasinya itu sangat sulit. Apalagi mereka sudah terendam beberapa hari," ujar Yulius saat ditemui di rumah duka.
Sebab, ada beberapa potongan tubuh yang diduga berasal dari balita.
Entah itu berupa tangan ataupun kaki.
Menurutnya, itu potongan tubuh sudah ditemukan.
Namun, belum bisa dipastikan milik siapa.
Menurutnya, itu potongan tubuh sudah ditemukan.
Namun, belum bisa dipastikan milik siapa.
Yulius mengutarakan, apabila sudah teridentifikasi, rencananya jenazah Xherdan dibawa ke Bangka.
”Supaya bisa dibagi pemakamannya. Sebab, pemakaman Wahyu sudah di Lampung,” tuturnya.
Menurut dia, Lampung merupakan tempat kelahiran Wahyu Alldila.
Sementara Bangka adalah tempat kelahiran Xherdan.
Ibunya pun tinggal di sana.
"Kita sudah diskusikan. Insya Allah ikhlas. Ya udah nggak papa. Kita berbagi saja supaya nanti hubungan silaturahmi antara pihak suami dan istri tetap berjalan," katanya.
”Supaya bisa dibagi pemakamannya. Sebab, pemakaman Wahyu sudah di Lampung,” tuturnya.
Menurut dia, Lampung merupakan tempat kelahiran Wahyu Alldila.
Sementara Bangka adalah tempat kelahiran Xherdan.
Ibunya pun tinggal di sana.
"Kita sudah diskusikan. Insya Allah ikhlas. Ya udah nggak papa. Kita berbagi saja supaya nanti hubungan silaturahmi antara pihak suami dan istri tetap berjalan," katanya.
Yulius, ayah Wahyu, mengatakan, istrinya, Yuni Hesti, bisa ke Bangka karena masih ada cucu yang harus dikunjungi.
Sedangkan pihak istri ke Lampung karena ada suami yang harus diziarahi.
Jenazah Wahyu Aldila (32), anak Yuni yang
menjadi penumpang Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, telah
teridentifikasi.
Sayangnya, kabar putra Wahyu, Xherdan Fachridzi (4), masih menjadi misteri.
Hingga kini, jenazah Xherdan belum ditemukan.
Melalui sambungan telepon, Selasa, 6 November 2018 sekira pukul 20.00 WIB, Yuni membenarkan jenazah Wahyu sudah teridentifikasi.
Yuni mengatakan, penyerahan jenazah Wahyu dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta.
Sayangnya, kabar putra Wahyu, Xherdan Fachridzi (4), masih menjadi misteri.
Hingga kini, jenazah Xherdan belum ditemukan.
Melalui sambungan telepon, Selasa, 6 November 2018 sekira pukul 20.00 WIB, Yuni membenarkan jenazah Wahyu sudah teridentifikasi.
Yuni mengatakan, penyerahan jenazah Wahyu dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta.
"Lagi mau serah terima peti jenazah. Sudah (ketemu)," ujar Yuni.
Ia menuturkan, jenazah Wahyu akan diterbangkan ke Lampung.
Ia menuturkan, jenazah Wahyu akan diterbangkan ke Lampung.
Rencananya, jenazah diterbangkan dari Jakarta, Rabu, 7 November 2018 sekira pukul 06.20 WIB.
Menurut perkiraan, jenazah sampai di rumah duka, di Lk Pringkumpul, Kelurahan Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, sekitar pukul 08.30 WIB.
Rifki Wahyu, adik Wahyu, yang selama ini mendampingi Yuni di Jakarta, juga membenarkan jenazah Wahyu Alldila sudah terindentifikasi.
Menurut perkiraan, jenazah sampai di rumah duka, di Lk Pringkumpul, Kelurahan Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, sekitar pukul 08.30 WIB.
Rifki Wahyu, adik Wahyu, yang selama ini mendampingi Yuni di Jakarta, juga membenarkan jenazah Wahyu Alldila sudah terindentifikasi.
"Barusan ini saya menerima jenazahnya," ujar Rifki, Selasa pukul 20.30 WIB.
Rifki mengatakan, pihak keluarga mendapat informasi jenazah Wahyu sepulang dari Karawang, Selasa sore.
Rifki mengatakan, pihak keluarga mendapat informasi jenazah Wahyu sepulang dari Karawang, Selasa sore.
Ketika itu, dia baru tiba di hotel tempat menginap keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang.
Rifki dan keluarganya mengikuti prosesi tabur bunga di perairan Karawang, tepatnya di lokasi pesawat nahas terjatuh.
Rifki mengungkapkan, perasaan keluarganya saat ini bercampur aduk.
"Perasaan keluarga saat ini sedih, tangis. Ya lagi berduka cita," ujarnya.
Rifki mengatakan, jenazah Wahyu akan dimakamkan ke Tempat Pemakaman Umum Pringkumpul, Kelurahan Pringsewu Selatan.
Istri Wahyu, Putri, juga akan hadir dalam prosesi pemakaman. Termasuk keluarga dari Bangka Belitung.
Nonton Timnas
Warga asal Pringsewu dipastikan menjadi salah satu korban dalam jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, Senin, 29 Oktober 2018.
Dia adalah Wahyu Aldila (32), warga Lingkungan Pringkumpul III, Kelurahan Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu.
Wahyu menumpang Lion Air JT 610 bersama anaknya, Xherdan Fachridzi (4).
Wahyu merupakan putra pertama dari empat bersaudara pasangan Yuni Hesti dan almarhum Rismardi.
Saat berita jatuhnya Lion Air JT 610 muncul di layar kaca, Yuni sedang masak sembari menonton.
Rifki dan keluarganya mengikuti prosesi tabur bunga di perairan Karawang, tepatnya di lokasi pesawat nahas terjatuh.
Rifki mengungkapkan, perasaan keluarganya saat ini bercampur aduk.
"Perasaan keluarga saat ini sedih, tangis. Ya lagi berduka cita," ujarnya.
Rifki mengatakan, jenazah Wahyu akan dimakamkan ke Tempat Pemakaman Umum Pringkumpul, Kelurahan Pringsewu Selatan.
Istri Wahyu, Putri, juga akan hadir dalam prosesi pemakaman. Termasuk keluarga dari Bangka Belitung.
Nonton Timnas
Warga asal Pringsewu dipastikan menjadi salah satu korban dalam jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, Senin, 29 Oktober 2018.
Dia adalah Wahyu Aldila (32), warga Lingkungan Pringkumpul III, Kelurahan Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu.
Wahyu menumpang Lion Air JT 610 bersama anaknya, Xherdan Fachridzi (4).
Wahyu merupakan putra pertama dari empat bersaudara pasangan Yuni Hesti dan almarhum Rismardi.
Saat berita jatuhnya Lion Air JT 610 muncul di layar kaca, Yuni sedang masak sembari menonton.
Ia tidak menyangka putra sulungnya juga berada di dalam pesawat bahas tersebut.
Sementara Eldi (27), putra keduanya, sedang berada di luar.
Namun, Eldi begegas pulang saat mendapat telepon dari sahabat kakaknya dari Bengkulu sekitar pukul 09.30 WIB.
Dia menginformasikan bahwa Wahyu ikut dalam penerbangan itu.
"Begitu diberi tahu, saya langsung pulang menemui ibu," kata Eldi saat ditemui di rumahnya, Senin petang.
Bagai kilat menyambar, Yuni langsung shock mendengar kabar tersebut.
Ia tak kuasa menahan air matanya membanjiri pipi.
Namun, Eldi tidak memberitahukan bila di dalam pesawat juga ada Xherdan Fachridzi.
Sebab, Xherdan adalah cucu kesayangan Yuni.
Namun, ketika Eldi tengah berbincang dengan Yuni, ada panggilan telepon masuk dari Putri, istri Wahyu.
Putri memberitahukan Yuni bila Xherdan juga ada di dalam pesawat.
Yuni kembali shock.
Padahal, kata Eldi, pada Rabu, 31 Oktober 2018 Yuni berencana mengunjungi Wahyu dan keluarganya di Desa Padang Baru, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Sebab, Yuni telah dipesankan tiket pesawat oleh Wahyu.
Sementara Eldi (27), putra keduanya, sedang berada di luar.
Namun, Eldi begegas pulang saat mendapat telepon dari sahabat kakaknya dari Bengkulu sekitar pukul 09.30 WIB.
Dia menginformasikan bahwa Wahyu ikut dalam penerbangan itu.
"Begitu diberi tahu, saya langsung pulang menemui ibu," kata Eldi saat ditemui di rumahnya, Senin petang.
Bagai kilat menyambar, Yuni langsung shock mendengar kabar tersebut.
Ia tak kuasa menahan air matanya membanjiri pipi.
Namun, Eldi tidak memberitahukan bila di dalam pesawat juga ada Xherdan Fachridzi.
Sebab, Xherdan adalah cucu kesayangan Yuni.
Namun, ketika Eldi tengah berbincang dengan Yuni, ada panggilan telepon masuk dari Putri, istri Wahyu.
Putri memberitahukan Yuni bila Xherdan juga ada di dalam pesawat.
Yuni kembali shock.
Padahal, kata Eldi, pada Rabu, 31 Oktober 2018 Yuni berencana mengunjungi Wahyu dan keluarganya di Desa Padang Baru, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Sebab, Yuni telah dipesankan tiket pesawat oleh Wahyu.
Namun, Yuni bersama anak bungsunya, Dinda, harus terbang lebih awal untuk mengetahui kabar Wahyu dan anaknya.
Yuni terbang ke Jakarta, Senin sore.
Sementara Eldi dan adiknya, Rizki, berencana menyusul melalui jalur darat.
Eldi mengaku akan berangkat ke Jakarta selepas Magrib.
Lokasi yang dituju adalah posko keluarga korban pesawat jatuh di Bandara Soekarno-Hatta.
Eldi menceritakan, kali terakhir bertemu Wahyu dan keluarganya pada saat Idul Adha lalu.
Wahyu bekerja di Pelindo Bangka sejak 2011 silam. Sebelumnya, ia bekerja di Pelindo Tanjung Priok.
Sumber ; TribunNews.com
Yuni terbang ke Jakarta, Senin sore.
Sementara Eldi dan adiknya, Rizki, berencana menyusul melalui jalur darat.
Eldi mengaku akan berangkat ke Jakarta selepas Magrib.
Lokasi yang dituju adalah posko keluarga korban pesawat jatuh di Bandara Soekarno-Hatta.
Eldi menceritakan, kali terakhir bertemu Wahyu dan keluarganya pada saat Idul Adha lalu.
Wahyu bekerja di Pelindo Bangka sejak 2011 silam. Sebelumnya, ia bekerja di Pelindo Tanjung Priok.
Sumber ; TribunNews.com
0 komentar:
Posting Komentar